Selasa, 10 Januari 2017

MAKNA PERNIKAHAN ADAT JAWA

 

Prosesi petnikahan jawa ngayogyakarta hadiningrat. 
Diantaranya diaeaki dg prosesi Cethik Geni : dilakukan orangtua mempelai dg menyalakan api di tungku,napeni beras,mencuci dan menanaknya,kemudian pasang blegketepe dan rangkaiannya di gerbang rumah, mencampur air dr 7 sumber mata air untuk prosrsi siranan calon pengantin (diawali dg sungkeman nyuwun pangestu calon pengantin kepada para pepundhen yg akan menyirami).prosesi siraman, diakhiri dg mecah klenthing pertandha pecahnya pamor si si calon pengantin, 
pondhongan calon pengantin, pagas rikma dlll. 

Dilanjutkan dg orang tua calon pengantin dodolan jenang gempol/ dhawet (rejekine nggerombol kaya gempol/cendhol kemruwet kaya dhawet) ,lalu dibagikanlah bumbon dan sayur2 an sebagai shodaqoh ( kalau calon pengantin bukan anak bungsu, kalau anak bungsu dibagikan pula alat2 dapur).  
Malamnya ada upacara lamaran dan midodareni (prosesi agung silaturahmi dr kedua keluarga, kerabat,dan para tetangga) indahnya budaya ini.  

Sebelum pulang calon mempelai pria di beri seperangkat pakaian bakal untuk ijab kabul esuk harinya. Calon prnganten putri tetap di dalam kamar dan hanya boleh di tengok oleh keluarga Capa yg petempuan saja apakah Capi benar2 ada. ( Upacara tilik nitik). 
Capi baruboleh keluar kamar sesudah pk 12 malam dg pengharapan turunnya widodari yg akan menurunkan pamornya untuk merias pd pethelatan esok harinya. Dan inilah aura yg muncul pada Capi , pamornya menjadi cantik mempesona.